Tuesday, August 2, 2011

Indonesia,Eksporlah Rokok Kretek, Racuni Negara Lain!


Indonesia,Eksporlah Rokok Kretek, Racuni Negara Lain! - Mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kartono Mohamad sempat mengungkapkan usulan yang bernada provokatif dalam diskusi yang membincangkan Rancangan Undang-undang Pengendalian Dampak Produk Tembakau, pekan lalu. Ia mengusulkan, bila memang produk rokok kretek yang menjadi ciri khas rokok Indonesia ingin dipertahankan, lebih baik diekspor.

"Setuju industri rokok dipertahankan bila memang kretek ingin tetap dipertahankan. Eksporlah. Racunilah negara lain! Jangan racuni rakyat sendiri. Dan ini yang dilakukan negara maju seperti Amerika Serikat," kata Kartono dalam diskusi Executive Forum Media Indonesia di Jakarta yang juga dibuka Ketua DPR Marzuki Alie.

Persatuan Industri Rokok Amerika Serikat, kata Kartono, jelas-jelas menyatakan dalam laman resminya, mereka memasarkan rokok ke negara-negara berkembang di Asia dikemas tidak dalam bentuk rokok melainkan sebagai gaya hidup. Ini mereka samakan dengan Coca-Cola, McDonalds atau Levi's.

"Itu sangat jelas mereka katakan dalam situs resminya. Jadi itu adalah strategi. Dengan kenyataan ini, anggapan bahwa regulasi pengendalian produk tembakau dipengaruhi kapitalis, itu penilaian yang salah. Justru yang menghalangi pengaturan ini adalah membela kapitalis," kata aktivis Koalisi Anti Korupsi Ayat Rokok (KAKAR) ini.
;
Kartono mencatat, ekspor rokok Amerika Serikat ke negara-negara berkembang di Asia sejak 1970 hingga 1990 naik 300 persen. Sementara di dalam negerinya karena peraturan yang ketat, konsumsi rokok dapat ditekan hingga tinggal 20 persen.

Kartono juga mengingatkan industri rokok dalam negeri tak perlu khawatir regulasi yang dibuat nantinya akan mematikan industri mereka. Kenyataannya perokok di Indonesia mencapai 65 juta jiwa. "Mereka ini sudah ketagihan. Kendati hujan badai pun mereka akan mencari rokok," kata Kartono.

Regulasi, kata Kartono, diharapkan dapat menekan anak-anak remaja untuk tidak terpacu lebih dini menjadi perokok pemula. "Kalau mereka mau merokok ya nanti setelah berusia 20 tahun," ujar Kartono.
Sumber : Detik.com

No comments:

Post a Comment